bertahan hidup bermodal sayuran

Posted in By tiesna_muaniez 1 komentar

Bertahan Hidup Bermodal Sayuran

I. Latar Belakang
Untuk bertahan di tengah peliknya hidup ini, manusia mencari dan berusaha dengan segala cara berbekal akal dan pikiran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada tiga jenis kebutuhan dasar manusia antara lain: sandang, pangan, dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini, manusia membutuhkan uang. Dan salah satu cara untuk mendapatkan uang adalah dengan bekerja.
Berbagai jenis pekerjaan digeluti oleh manusia untuk menyambung hidup mereka, entah itu pekerjaan yang melalui proses akademis maupun non akademis. Bagi orang-orang tertentu, khususnya bagi mereka yang tidak bisa mengecam pendidikan, mereka hanya bisa menjalani pekerjaan yang mengandalkan tenaga, salah satu contohnya adalah penjual sayur.
Profesi inilah yang digeluti oleh Mpo Sunah, ia bekerja sebagai seorang penjual sayur selama hampir 20 tahun untuk menghidupi keluarganya.

II. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah kehidupan Mpo Sunah dalam kesehariannya?
2. Bagaimanakah sikap dan hubungan Mpo Sunah sebagai penjual sayur dengan para pelanggannya?

III. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menelaah dan meneliti kehidupan Mpo Sunah yang berprofesi sebagai penjual sayur.

IV. Hasil Penelitian
Sunah, nama ini memang terdengar sangat biasa tetapi sesungguhnya sosok dari pemilik nama ini adalah pribadi yang luar biasa. Wanita yang lahir pada 7 Februari 1948 ini adalah seorang janda, ibu dari 7 orang anak, dan nenek dari 12 orang cucu yang mampu menghidupi keluarganya seorang diri sebagai penjual sayur setelah ditinggal sang suami tercinta yang wafat karena sakit.

Mpo, begitulah ia biasa dipanggil oleh para pelanggannya, wanita yang merupakan penduduk asli Bekasi ini tinggal di sebuah rumah sederhana di kampung Rawa Sapi, kelurahan Jatimulya, kecamatan Tambun Selatan bersama anak ke-3 nya Sadih, karena hanya Sadih-lah yang belum berumah tangga seperti keenam anak Mpo Sunah yang lainnya.
Mpo Sunah menjajakan dagangan sayurannya di kios kecil yang dibangun sendiri oleh anak-anaknya yang terletak tidak jauh dari rumahnya.
Kios kecil ini dibuka sejak pukul 06.00 sampai pukul 17.00. Tidak hanya sayur-mayur saja yang dijual di kios ini tapi juga tersedia sembako dan mie instan.


Harga sayur-mayur yang dijual di kios ini juga tidak mahal, jadi tidak heran kalau kios Mpo sunah ini memiliki banyak pelanggan. Hubungan Mpo Sunah dengan para pelanggannya juga terjalin dengan baik, walau Mpo Sunah agak cerewet saat melayani para pelanggannya tetapi justru itulah ciri Mpo Sunah.
Mpo Sunah juga tidak segan mengizinkan pelanggannya untuk menghutang dulu jika pelanggan tersebut tidak memiliki uang walau kadang ia juga yang harus menanggung resiko karena ada saja pelanggan yang tidak kunjung membayar hutang itu.

Untuk belanja sayuran dagangannya, Mpo Sunah biasa belanja di Pasar Induk Bekasi. Ia berangkat pukul 00.00 malam dan baru kembali pukul 02.00 pagi, ia biasa ditemani oleh ojek langganannya yang bernama Mas No’ yang merupakan kakak dari suami anak bungsunya. Mas No’ sudah bekerja untuk Mpo Sunah selama kurang lebih 5 tahun. Upah yang diterima Mas No’ adalah Rp 20.000 perhari.
Untuk pendapatan, Mpo Sunah memperoleh laba Rp 50.000 sampai 60.000 perharinya. Kadang Mpo Sunah juga menjual masakan matang pesanan para pelanggannya untuk menambah penghasilan.
------------------

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Mpo Sunah :
Peneliti : “Mpo udah berapa tahun jadi penjual sayur?”
Mpo Sunah : “udah dari tahun 90an neng, dari bapa meninggal, (suami)”
Peneliti : “Udah lama juga ya mpo, hampir 20 tahun, bapa meninggal karena apa mpo?”
Mpo Sunah : “Sakit neng, bapa meninggal waktu si bungsu umur 2 tahun, kira-kira tahun 1990”
Peneliti : “Berarti mpo kerja jadi penjual sayur setelah bapa meninggal?”
Mpo Sunah : “Ya gitu neng, abis ga da yang nyari duit”
Peneliti : “Kenapa pilih jualan sayuran mpo, kenapa ga pilih pekerjaan yang lain?”
Mpo Sunah : “Ga ada modal neng kalo mo kerja yang lain, Mpo juga kan ga bisa baca, jadi takut kalo mo kerja yang lain”
Peneliti : “Ya, kerja apa aja yang penting halal ya mpo, yang penting berkah.. biasanya perhari untungnya dapet berapa mpo?”
Mpo Sunah : “Ya neng, yang penting bisa buat makan, untungnya kalo diitung-itung, bersihnya bisa 50-60 ribu perhari, lumayanlah, Alhamdulilah, mpo bisa ngidupin anak-anak dari sini”
Peneliti : “Anak mpo ada berapa orang?
Mpo Sunah : “7 neng, Alhamdulilah yang udah berkeluarga ada 6”
Peneliti : “Wah, mpo hebat, bisa ngidupin anak-anak mpo sendirian. Mpo asli sini kan ya? Sekarang tinggal ama siapa mpo?
Mpo Sunah : “ Iya, mpo mah asli orang Bekasi, lahir ama gede disini. Mpo tinggal ama Sadih, anak ke-3 mpo”
Peneliti : “Pernah ga mpo kena rugi ato dapetin pembeli yang rese gitu?”
Mpo Sunah : “Pernahlah neng, namanya juga dagang, pasti ada ruginya, malah pernah mpo ga dagang 1 ½ bulan karena ga da modal, banyak yang ngutangin sih”
Peneliti : “Waduh, Alhamdulilah sekarang udah bisa dagang lagi ya mpo..sekarang mesti ati-ati mpo, kalo kira-kira ga bisa balik modal buat belanja lagi, jangan maksa ngutangin, mpo kalo belanja dimana?”
Mpo Sunah : “Ya, sekarang liat-liat orangnya dulu kalo mo ngutangin, belanja di pasar induk, mpo jalan jam 12 malem jam 2 pulang”
Peneliti : “Klo belanja ditemenin ato berangkat sendiri mpo, kan serem malem-malem?”
Mpo Sunah : “Dianter jemput neng ama ojek langganan, sehari ngupahin 20 ribu, masih sodara sih..”
Peneliti : “Oh. Ya mpo, soalnya serem juga pergi sendirian malem-malem, takut ada yang jahat. Kios ini dibangun ama siapa mpo, buka ama tutupnya jam berapa?”
Mpo Sunah : “Ini dibangun ama anak-anak, ya lumayanlah, yang penting ga keujanan ama kepanasan’
Peneliti : “Ya Alhamdulilah ya mpo.

---------------------------------------


V. Kesimpulan
Dari kisah hidup Mpo Sunah diatas, dapat disimpulkan bahwa manusia sesungguhnya memiliki bekal dan daya untuk bertahan hidup, bagaimanapun kondisi manusia itu, bahkan Mpo Sunah yang buta huruf dan tidak mengecam pendidikan sekolah sampai tuntas pun mampu bertahan hidup dan juga mampu mempertahankan kelangsungan hidup ke tujuh anaknya. Tekad, doa, dan kerja keras, sesungguhnya adalah modal yang paling utama.
Indonesia adalah negara berkembang.untuk tinggal dan bertahan dalam negara berkembang dibutuhkan manusia-manusia seperti Mpo Sunah, manusia yang senantiasa ingin berusaha dengan gigih dalam mempertahankan hidupnya bersama anak-anaknya.

-----------------------------------




BERTAHAN HIDUP BERMODAL SAYURAN








PENGANTAR PENELITIAN KEBUDAYAAN
Penyusun :
1. Anissa Dewi Intania 10606118
2. Tiesna Anggara Wati 10606113
4 SA 03

UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2009